Berbagai hal bisa memicu stres, mulai dari kemacetan di jalan hingga kematian seseorang yang amat dicintai. Rutinitas dan tekanan dari pekerjaan di tempat kerja juga sering menimbulkan stres bagi seseorang. Stres yang dialami juga bervariasi levelnya, dari stres ringan, berat, hingga stres kronis yang berkepanjangan.
Stres biasanya diakibatkan oleh beban mental yang terus menerus dialami oleh seseorang, yang dipicu oleh ketakutan karena rasa bersalah, kesedihan atau kekecewaan yang mendalam suatu kejadian atau tindakan yang dilakukan.
stres tidak hanya memicu kelelahan mental, tapi juga mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Kondisi psikologis mempengaruhi kesehatan tubuh.Stres akan membuat jantung berdetak lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan kadar kolesterol.
Jika stress tidak diatasi akan mengakibatkan :
1. Hubungan dengan orang lain
Stres menimbulkan perbedaan sikap dan perilaku. Kemarahan, rasa sedih atau gelisah yang berkepanjangan lambat laun dapat mengacaukan hubungan keluarga, karier, dan kehidupan sehari-hari.
2. Gangguan fisik
Selain peningkatan detak jantung, penderita juga merasakan ketegangan saraf yang ditandai dengan rasa sakit di leher atau punggung bagian bawah.
Stres berkepanjangan bisa menurunkan kekebalan tubuh.
1. Penyakit jantung
Stres berkepanjangan juga bisa menyebabkan penyumbatan di arteri dan memicu berbagai gangguan pada jantung.
2. Angina atau nyeri dada
Stres mental dan fisik yang berkepanjangan dapat memicu rasa nyeri dada yang parah. Ini karena berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium.
3. Tekanan darah tinggi
Stres berkepanjangan juga bisa memicu tekanan darah tinggi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius seperti stroke.
4. Disfungsi sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh juga dapat terpengaruh oleh stres berkepanjangan. Hal ini membuat penderita stres berkepanjangan menjadi rentan terhadap paparan virus penyebab penyakit.
5. Masalah pencernaan
Stres berkepanjangan juga bisa mempengaruhi usus besar, dan memicu masalah seperti diare, sembelit atau kembung.
6. Masalah diet
Pola makan bagi penderita stres berkepanjangan juga bisa berubah drastis. Sebagian penderita akan kehilangan nafsu makan sama sekali, namun lainnya justru mencari pelarian dengan mengonsumsi makanan tak sehat secara berlebihan.
7. Diabetes
Stres berkepanjangan juga dapat mempengaruhi kadar gula darah, yang menyebabkan peningkatan resiko diabetes.
8. Arthritis
Stres berkepanjangan meningkatkan kadar keasaman dalam tubuh yang memicu arthritis atau radang persendian tubuh yang menyakitkan.
9. Gangguan tidur
Kecemasan yang berlebihan, takut tak beralasan, dan stres berkepanjangan juga menyebabkan kelelahan tubuh ekstrim. Namun, kelelahan tersebut tidak diimbangi dengan hasrat untuk tidur atau beristirahat.
10. Saraf
10. Saraf
Stres membuat saraf simpatik otak memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk mengeluarkan beberapa zat kimia kimia. Misalnya epinefrin (adrenalin) dan kortisol. Kalau zat ini jumlahnya berlebihan bisa merusak memori dan konsentrasi. Bisa pula menyebabkan depresi.
11. Endokrin
11. Endokrin
Hormon stres dapat menyetimulasi liver untuk menghasilkan gula darah yang berlebih. Kalau ini berlangsung dalam jangka lama, dikhawatirkan menyebabkan penyakit diabetes tipe 2.
12. Pernapasan
12. Pernapasan
Orang yang stress seringkalia bernapas lebih cepat, merasa napas berat, hingga sesak. Jika terbiasa dengan kondisi ini, membuat Anda lebih gampang kena infeksi saluran pernafasan atas.
13. Kardiovaskular
13. Kardiovaskular
Orang diserang kecemasan atau stress, kerap merasakan detak jantung lebih cepat. Tekanan darah ikut naik. Inilah salah satu faktor pemicu serangan jantung, penyakit jantung, hingga stroke. Jika Anda pemilik kolesterol tinggi, peluang terkena penyakit tersebut semakin tinggi dengan menyempitnya pembuluh darah.
14. Reproduksi
14. Reproduksi
Buat wanita, stress dapat memperpanjang atau memperpendek siklus menstruasi Anda. Bisa pula membuatnya berhenti sama sekali, atau mengalami haid yang lebih menyakitkan. Selain itu, bakteri vaginosis yang menyerang selama kehamilan saat Anda stres, dapat meningkatkan potensi bayi mengalami asma atau alergi di kemudian hari.
15. Kekebalan tubuh
Stres jangka pendek dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam memerangi berbagai infeksi. Tapi, kalau stres sudah keterlaluan, bisa memperlambat penyembuhan luka, rentan terhadap infeksi, dan memburuknya kondisi kulit. Misalnya terkena eksim, gatal-gatal, dan jerawat.
16. Pencernaan
16. Pencernaan
Stres dapat menganggu pencernaan. Misalnya mengakibatkan mulut kering, gangguan pencernaan, mual, gasthritis, dan merangsang otot-otot usus. Kadang dapat menyebabkan diare atau sembelit. Kalau keadaan sudah kronis, meningkatkan risiko iritasi usus, mulas parah, dan bisul.
17. Muskuloskeletal
17. Muskuloskeletal
Stres juga membawa pengaruh pada otot. Stres berkepanjangan menyebabkan sakit kepala dan leher, bahu, dan nyeri punggung. Dalam keadaan kronis memicu osteoporosis.
No comments:
Post a Comment